SELAMAT DATANG

Selamat Datang
di Blog Integrasi
Selamat Menikmati...

Kamis, 25 Oktober 2012

Deskripsi Diri E

Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa
Pernyataan Dosen :

E.21 Kegiatan intra ataupun ekstra kampus kemahasiswaan merupakan sebuah wadah bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi potensi diri yang ada pada diri mahasiswa. Baik dalam bentuk Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) maupun Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Himpunan Mahasiswa Jurusan maupun Unit Kegiatan Mahasiswa ini, memerlukan pengarah dan pendorong untuk terus memotivasi mahasiswa untuk berkarya dan memajukan organisasi mereka tersebut. Di Himpunan Mahasiswa Jurusan saya selalu memberikan dukungan, dorongan dan masukan bagi kemajuan Himpunan Mahasiswa tersebut, hal ini saya buktikan dengan saya selalu ikut serta dalam segala kegiatan yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan, baik dalam kegiatan ilmiah, seperti: seminar, workshop dan Diskusi. Saya ikut memberikan masukan kepada Himpunan Mahasiswa Jurusan jika mereka mengadakan perlombaan-perlombaan, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang olahraga. Selain itu, saya juga selalu mengikuti kegiatan sosial yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa, salah satunya dengan mengadakan bakti sosial. Selain saya aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan, saya juga sebagai salah satu pembina di UKM Karate, hal ini saya lakukan untuk memberikan pelatihan rutin, guna meningkatkan prestasi mahasiswa dalam bidang olahraga bela diri karate ini. Selain latihan rutin, saya memberikan Training Center (TC) jika akan menghadapi suatu kejuraan, baik kejuaraan daerah maupun kejuaraan nasional.

E.22 Kegiatan yang dilakukan mahasiswa senantiasa harus ada yang mengarahkan, saya mengarahkan kegiatan mahasiswa tersebut, baik secara manajerial ataupun secara teknis. Kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa, haruslah mendapatkan izin atau restu dari instansi tempat bernaung mahasiswa tersebut, apakah itu tingkat Fakultas maupun Tingkat Biro. Contoh: kegiatan Seminar, dalam seminar tentunya harus merumuskan pelaksanaan teknis, dalam hal ini saya membantu mahasiswa dalam membuat kepanitiaan, memberikan masukan tentang peserta yang akan mengikuti seminar, serta memberikan pilihan siapa saja yang berkompeten untuk mengisi seminar yang akan dilakukan. Selain itu, saya juga memberikan pelatihan bagaimana mahasiswa dapat menjadi moderator dalam seminar tersebut. Di bidang, workshop-pun demikian halnya, saya memberikan arahan secara teknis atau manajemen kegiatan, dengan memberikan alternatif-alternatif kegiatan yang cocok dilakukan dalam workshop tersebut untuk mendapatkan hasil yang maksimal serta bermanfaat bagi Himpunan Mahasiswa Jurusan. Dalam kegiatan diskusi, saya hanya menjadi fasilitator dan memberikan masukkan terhadap topik diskusi, yang lebih aktif dalam berdiskusi adalah para mahasiswa, kecuali jika mahasiswa tersebut mendapatkan kendala dalam topik yang dibahas, maka saya akan ikut berdiskusi dan membahas topik tersebut secara mendalam. Dalam kegiatan sosial, saya hanya sebagai pemberi masukkan tentang bagaimana sebaiknya pelaksanaan kegiatan sosial tersebut agar terlaksana dengan baik. Di UKM karate, saya melatih, memotivasi, mengarahkan agar mahasiswa yang ada di UKM karate memiliki prestasi, baik di bidang pendidikan maupun di bidang olahraga.

E.23 Saya dengan mahasiswa memiliki interaksi yang sangat baik, baik dengan mahasiswa yang berada di Himpunan Mahasiswa Jurusan maupun dengan mahasiswa yang berada di Unit Kegiatan Mahasiswa Karate. Interaksi yang dilakukan bukan hanya ketika berada dalam forum formal semata, akan tetapi interaksi yang saya lakukan dengan mahasiswa dapat berlangsung kapan dan di manapun. Apakah itu berada di luar kampus, ketika bertemu di tempat keramaian, di tempat olah raga maupun di tempat lainnya. Mahasiswa dapat bertukar pikiran dengan saya, atau mahasiswa membutuhkan bantuan saya, maka saya akan senang hati membantu mereka. Begitu juga halnya kalau bertemu dalam kampus, apakah ketika sedang berpapasan, maka saya dan mahasiswa selalu melakukan interaksi, walaupun hanya interaksi yang sesaat saja. Selain interaksi yang dilakukan secara langsung, saya dan Himpunan Mahasiswa Jurusan ataupun dengan unit Kegiatan Mahasiswa juga melakukan interaksi secara tidak langsung. Interaksi ini dapat berlangsung melalui handphone maupun dengan menggunakan media on line email, serta menggunakan media on line jejaring sosial lainnya. Dengan ini, interaksi dapat dilakukan kapan saja, meski saya tidak berada dalam kampus atau saya tidak bisa berinteraksi langsung dengan para mahasiswa.

E.24 Banyak hal bermanfaat yang didapatkan ketika bergabung atau terlibat dalam kegiatan mahasiswa, baik itu bergabung dengan kegiatan yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan maupun terlibat langsung dengan mahasiswa di Unit Kegiatan Mahasiswa. Manfaat yang paling nyata sebagai personal adalah mendapatkan kawan yang lebih banyak, bahkan menganggap antara saya dan para mahasiswa tersebut adalah sebagai sebuah keluarga. Terutama sekali adalah mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Karate, hal ini disebabkan karena pertemuan yang intensif, dan dalam latihan saya dan mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Karate memegang prinsif kekeluargaan. Bahkan terkadang, saya dan para Mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Karate, melakukan evaluasi bukan sekedar evaluasi tentang latihan semata, akan tetapi evaluasi pribadi mahasiswa tersebut, baik yang menyangkut kendala yang dihadapi mahasiswa dalam perkuliahan maupun kendala yang dihadapi mahasiswa tersebut di luar perkuliahan, seperti permasalahan pribadi mahasiswa tersebut tentang keluarga maupun tentang lingkungan sosial di kampus. Hal ini merupakan salah satu motivasi terbentuknya kekompakan antara saya dan mahasiswa, baik dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan, terlebih dengan mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Karate. Selain bermanfaat dalam lingkup Unit Kegiatan Mahasiswa Karate, manfaat ini juga dapat dirasakan oleh institusi IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, sebagai contoh, setiap kejuaraan yang dilaksanakanm Unit Kegiatan Mahasiswa karate akan membawa nama besar Institusi IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, dan dengan semaksimal mungkin membesarkan nama IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dengan prestasi yang didapatkan, baik di tingkat regional maupun di tingkat nasional.

Deskripsi Diri D

Manajemen Pengelolaan Institusi
Pernyataan Dosen :
D.16 Saya pernah beberapa kali terlibat dalam manajemen institusi di Perguruan Tinggi IAIN Ar-Raniry. Pengalaman pertama saya menggeluti sebuah manajemen instansi adalah saya menjadi staf di Tadris Matematika, di Tadris Matematika ini, saya diberi kepercayaan sebagai pengelola operator pembuat SK pembimbing skripsi bagi mahasiswa yang telah lulus seminar proposal, untuk melanjutkan penelitian. Selain membuat SK Pembimbing bagi mahasiswa Tadris Matematika, saya juga dipercaya sebagai pengelola penerimaan beasiswa bagi Tadris Matematika, dalam pengelolaan ini tentunya saya selalu berkoordinasi dengan sekretaris dan ketua Tadris Matematika. Setelah sekitar 7 bulan saya berada di Tadris Matematika, saya dinota dinaskan menjadi staf parodi Pendidikan Agama Islam. Tidak jauh halnya dengan di Tadris Matematika, di prodi Pendidikan Agama Islam inipun saya sebagai pengelola pembuat SK pembimbing bagi mahasiswa yang sudah selesai seminar proposal. Selain itu juga, saya membantu staf lainnya dalam mengelola
ujian tahsin dan tahfiz. Pengelolaan yang saya lakukan juga selalu berkoordinasi dengan sekretaris dan ketua prodi Pendidikan Agama Islam. Sekitar 4 bulan saya berada di prodi Pendidikan Agama Islam, kemudian saya dinota dinaskan ke Biro, tepatnya diperbantukan sebagai staf ahli Pembantu Rektor I (bidang akademik). Sebagai staf ahli Pembantu Rektor I, saya turut mengelola apa yang menjadi tugas Pembantu Rektor I, misalnya: Penerimaan calon mahasiswa baru, baik yang melalui undangan, beasiswa Bidik Misi, maupun jalur mandiri (ujian). Mengelola pembuatan buku Panduan bagi D-3 dan S-1 IAIN Ar-Raniry. Mengelola pelaksanaan wisuda setiap semesternya. Mengelola Sertifikasi Dosen di lingkungan IAIN Ar-Raniry, serta mengelola pelaksanaan Beban Kerja Dosen (BKD) di Lingkungan IAIN Ar-Raniry. Dalam pengelolaan di sini, saya selalu berkomunikasi dengan Pembantu Rektor I. Sekitar 2 Tahun 3 bulan saya menjadi staf ahli Pembantu rektor I, kemudian saya dinota dinaskan kembali ke fakultas. Sekarang ini, saya menjadi staf Tim Panitia Percepatan Keuangan dan Akademik (PPKAK), yang mengelola tentang Beban
Kerja Dosen (BKD) di tingkat Fakultas.
D.17 Setiap pekerjaan yang lakukan baik yang dilakukan oleh Prodi, Fakultas maupun Biro, saya senantiasa memberikan konstribusi pemikiran untuk kelancaran sebuah pekerjaan tersebut. Alhamdulillah, saya senantiasa mendapatkan dukungan yang besar terhadap kinerja saya, terutama adalah dukungan yang diberikan secara moral. Sebagai contoh konkrit, ketika saya mampu melaksanakan tugas yang diberikan oleh instansi kepada saya, saya akan mendapatkan pujian. Pujian dalam arti menghargai apa yang telah saya kerjakan dengan baik. Selain itu, saya selalu diberikan motivasi untuk terus memiliki etos kerja yang jauh baik. Di tadris Matematika misalnya, mereka selalu memberikan apa saja fasilitas yang saya butuhkan dalam bekerja. Di Prodi Pendidikan Agama Islam, contohnya: ketika saya diperbantukan menjadi staf ahli di Pembantu Rektor I, teman-teman merasa kehilangan saya, hal ini disebabkan karena kinerja saya yang mereka banggakan. Termasuk waktu itu motivasi yang sangat tinggi dilakukan oleh ketua Prodi Pendidikan Agama Islam, beliau selalu mendukung saya dalam bekerja, memberikan banyak pujian tentang kinerja saya,
bahkan beliau mengatakan, Prodi sangat terbantu dengan adanya saya di Prodi Pendidikan Agama Islam ini. Sehingga, ketika saya dinota dinaskan sebagai staf ahli Pembantu Rektor I, beliau merasa keberatan. Namun setelah berdiskusi, dan saya memberikan alasan, akhirnya beliau setuju saya diperbantukan sebagai staf ahli Pembantu Rektor I. Ketika saya berada di staf ahli Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor I sangat mengapresiasi kerja saya. Bentuk dukungan nyata dari beliau adalah memberikan kepercayaan besar kepada saya dalam mengelola kegiatan Pembantu Rektor I, terutama dari segi teknis (bukan tentang kebijakan). Diberikan kepercayaan penuh dalam membuat buku panduan D-3 dan S-1 IAIN Ar-Raniry, diberikan kepercayaan penuh dalam mengelola Beban Kerja Dosen (BKD) IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Walaupun demikian besar kepercayaan yang diberikan kepada saya, saya selalu berkomunikasi dengan Pembantu Rektor I. Setelah saya kembali ke fakultas, dukungan besar juga diberikan kepada saya, yaitu menjadi staf Tim Panitia Percepatan Keuangan dan Akademik (PPKAK), yang menangani tentang Beban Kerja Dosen (BKD) di fakultas, pekerjaan ini mengingat pengalaman saya selama menjadi staf ahli Pembantu Rektor I.
D.18 Setiap manusia harus mampu mengendalikan diri. Begitu juga dengan saya, saya harus mampu mengendalikan diri dalam pekerjaan, sehingga tidak terlalu jauh melewati kewenangan saya sendiri. Meskipun begitu besar kepercayaan yang diberikan kepada saya tentang pengelolaan sebuah pekerjaan, namun saya harus selalu mampu mengendalikan diri. Dengan adanya pengendalian diri yang saya lakukan, saya tidak akan menjadi orang yang terlalu percaya diri sehingga saya menjadi sombong. Pujian adalah sebuah godaan, tergantung bagaimana saya menyikapi godaan tersebut, apakah saya menyikapinya sebagai sebuah penghargaan semata, ataupun saya menanggapinya sebuah kebanggaan. Segala sesuatu apapun yang dipercayakan kepada saya, saya akan memegang teguh kepercayaan itu. Namun demikian, saya tidak akan melepaskan diri dari orang yang mempercayakan saya tersebut, apalagi yang memberikan kepercayaan tersebut adalah atasan saya. Saya akan selalu meminta bimbingan dan arahan tentang apa yang saya kerjakan, walaupun terkadang hal tersebut mampu saya laksanakan sendiri. Namun saya hanyalah manusia biasa, yang tidak luput dari kesalahan. Pengendalian diri inilah sebagai salah satu filter untuk meminimalisir kesalahan yang ada pada diri saya. Salah satunya lagi sebagai kendali diri untuk saya adalah, saya lebih senang jika melakukan sebuah pekerjaan memiliki teman atau sebuah tim, sehingga dalam melaksanakan pekerjaan tersebut, saya dapat bertukar pikiran dan saling konsultasi.
D.19 Bagi saya, tanggungjawab merupakan sebuah amanah yang besar, dan harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral, baik kepada Allah selaku khalik, maupun kepada atasan saya selaku penangungjawab instansi. Prinsip saya, apabila diberikan kepercayaan terhadap suatu pekerjaan, maka saya akan wujudkan pertanggungjawaban saya dengan memengang kepercayaan tersebut secara penuh. Saya akan melakukan apa yang diperintahkan oleh atasan saya, selama saya mampu untuk melaksanakannya. Namun, jika sebuah pekerjaan yang diamanahkan kepada saya, rasanya saya kurang ahli dalam bidang itu, maka saya akan berterus terang kepada atasan saya, bahwa saya tidak mampu untuk melakukan pekerjaan tersebut. Penolakan ini saya lakukan, bukan karena membantah atasan, akan tetapi lebih kepada sikap profesionalisme dalam pekerjaan. Tentunya penolakan yang saya lakukan dilandasi dengan argumen yang dapat diterima oleh atasan saya. Namun, jika seorangpun tidak dapat melaksanakan pekerjaan tersebut, maka saya akan mencobanya, karena menurut saya itu adalah tantangan, tentunya dengan memiliki dispensasi jika terjadi kekurangan dalam pekerjaan tersebut. Terlepas dari kesemuanya itu, saya adalah orang yang bertanggung jawab dengan pekerjaan saya. Disiplin, bekerja dengan rapi, bekerja sesuai target, merupakan bukti nyata tanggung jawabsaya dalam bekerja. Pekerjaan-pekerjaan yang diberikan kepada saya, merupakan tanggung jawab saya terhadap sebuah manajemen institusi, yang mana manajemen pengelolaan sebuah institusi tersebut tidak menjadi buruk karena pekerjaan saya. Dengan bertanggungjawab penuh terhadap pekerjaan saya ini, saya dapat menjaga nama baik saya sendiri, serta saya mampu menjaga nama baik institusi dimana saya bernaung.

D.20 Saya sebagai manusia biasa, saya memiliki pendirian yang sangat kuat terhadap kinerja saya. Begitu juga dalam sebuah institusi, saya memengang prinsip ini, saya akan berusaha menjaga kualitas manajemen istitusi, dan selalu berfikir potsitif, guna kemajuan institusi saya. Prinsip yang teguh biasa saya terapkan kepada pribadi saya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Sebagi contoh, prinsip yang saya terapkan dalam diri saya adalah prinsip kedisiplinan, baik kedisiplinan waktu, maupun kedisiplinan pekerjaan. Dalam hal ini, prinsip ini sangat berperan besar dalam kehidupan saya, dengan memegang prinsip ini, saya senantiasa memiliki etos kerja yang sangat tinggi. Melalui keteguhan prinsip ini pula saya dapat dipercaya menjadi staf subuah institusi, dengan selalu menjaga kepercayaan tersebut melalui kinerja yang terus saya usahan hari demi hari semakin terus membaik. Menjaga kepercayaan yang diberikan kepada saya, juga merupakan hal yang prinsip dalam hidup saya. Karena apabila saya dapat menjaga kepercayaan tersebut, maka saya akan terus dipercaya dan dipakai dalam setiap kegiatan, baik kegiatan mikro maupun kegiatan makro. Secara pribadi, saya akan terus menjaga keteguhan prinsip dalam bekerja, selama pekerjaan itu tidak menyalahi aturan, baik aturan agama maupun aturan negara. Karena Islam juga mengajarkan keteguhan prinsip, selama prinsip itu dapat dipertanggungjawabkan secara agama dan moral.

Deskripsi Diri C

 Pengabdian Kepada Masyarakat
Pernyataan Dosen :

C.11 Sebagai makhluk sosial, saya harus menjaga hubungan dengan lingkungan masyarakat, karena selain hamlumminallah, hablumminannas harus terus dijaga. Setiap kegiatan yang ada dalam lingkungan masyarakat saya akan turut berpartisipasi, misal mengikuti setiap rapat yang ada di masyarakat, seperti rapat setiap menghadapi hari-hari besar Islam, rapat tahunan, dan lain-lain. Dalam rapat-rapat, saya juga memberikan konstribusi pemikiran sebagai pertimbangan untuk kemajuan masyarakat ke depannya. Selain mengikuti kegiatan rutin di lingkungan masyarakat, saya juga memberikan khutbah Jum’at di beberapa daerah, juga memberikan khutbah hari raya Idul Fithri dan khutbah Idul Adha. Jika bulan Ramadhan tiba, saya juga memberikan ceramah Ramadhan, baik yang bersifat kultum maupun ceramah lepas. Selain kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang saya sebutkan di atas, saya juga menjadi nara sumber dalam beberapa pertemuan ilmiah, yaitu diskusi tentang pendidikan dengan para mahasiswa yang diadakan setiap minggunya. Saya juga pernah menjadi narasumber di sebuah stasiun televisi lokal yang bertemakan pendidikan, khususnya pendidikan di daerah, yang mana bahasa yang digunakan adalah bahasa Gayo (sebuah bahasa salah satu suku di pertengahan provinsi Aceh).

C.12 Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam lingkungan masyarakat, sedikit banyaknya akan mempengaruhi kedewasaan saya sebagai manusia. Kegiatan di lingkungan masyarakat memiliki tantangan sendiri bagi saya, di mana saya harus mampu mengendalikan emosi dalam setiap memberikan pendapat, sehingga apa yang saya sampaikan dapat menjadi solusi bagi masyarakat. Alhamdulillah, walaupun tidak setiap pemikiran yang saya utarakan menjadi sebuah pertimbangan dalam memutus sesuatu di lingkungan masyarakat, tetapi konstribusi yang saya berikan akan mendewasakan diri saya sendiri. Karena saya ikut dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh masyarakat, masyarakat akan selalu memberikan informasi kepada saya tentang apapun kegiatan yang akan dilakukan dalam masyarakat tersebut. Berkaitan dengan perubahan dalam diskusi tentang pendidikan dengan para mahasiswa adalah saya harus lebih banyak lagi membaca referensi tentang materi diskusi. Sedangkan perubahan pada diri mahasiswa, mahasiswa mendapatkan banyak pengetahuan dan masukan dari diri mereka dan untuk mereka. Hal ini dikarenakan, setiap mahasiswa harus memiliki bahan untuk dibawa ke tempat diskusi. Perubahan yang terjadi dalam khutbah dan narasumber, saya akan lebih banyak memberikan konstribusi pemikiran saya untuk perkembangan masyarakat ke depannya. Sedangkan perubahan bagi saya adalah membawa saya kepada arah yang lebih dewasa dan kesiapan mental yang mumpuni.

C.13 Pengalaman saya dalam pengabdian kepada masyarakat, mendapatkan nilai yang positif. Hal ini terlihat bagaimana antusiasme masyarakat terhadap saya yang selalu melibatkan dalam apapun kegiatan masyarakat, baik yang berskala kecil maupun skala besar. Misalnya, mengundang rapat tahunan, mengundang ke rapat kampung tentang hari besar Islam, mengundang saya ke rapat tantang penggunaan bantuan anggaran yang diberikan ke kampung. Menghubungi saya untuk dapat menjadi khatib Jum’at, dan lain-lain sebagainya. Dengan masyarakat selalu mengundang pada setiap rapat, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mendukung saya dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, berarti mereka peduli dan menghargai saya sebagai anggota masyarakat. Selain itu, diskusi yang diadakan oleh mahasiswa juga mendapatkan dukungan dari mahasiswa tersebut, hal ini ditunjukkan dengan mengundang saya untuk menjadi pembicara dalam diskusi yang mereka adakan. Begitu juga halnya dengan menjadi narasumber di sebuah stasiun televisi lokal, saya mendapatkan dukungan dari masyarakat, hal ini ditunjukkan dengan banyak antusias masyarakat yang menelepon untuk bertanya tentang tema yang sedang dibawakan pada acara tersebut. Dengan masyarakat yang menelepon dan bertanya, maka sebagai narasumber dapat membagi ilmu dan tanggapan tentang apa yang mereka tanyakan atau tentang tanggapan yang mereka sampaikan.

C.14 Salah satu kunci suatu keberhasilan dalam membangun Tridharma perguruan tinggi adalah dengan adanya komunikasi yang baik antar semua lini. Komunikasi dalam membangun kepercayaan dan kerja sama dalam masyarakat merupakan suatu keharusan, tanpa adanya komunikasi yang aktif dan komunikasi yang intens, maka dapat dipastikan suatu tujuan tidak akan tercapai dengan sempurna. Begitupun halnya dengan saya, saya selalu menjalin komunikasi yang baik dan aktif dengan sesama anggota masyarakat dalam segala hal. Sehingga tidak ada ketimpangan sosial pada diri saya dengan masyarakat. Saya selalu membangun komunikasi dengan masyarakat luas, tanpa harus terhalang oleh ruang dan waktu. Membangun komunikasi yang saya lakukan dengan masyarakat adalah dengan cara memberikan nomor hand phone saya kepada perangkat desa, ini saya lakukan supaya apapun yang berkepentingan dan yang saya pentingkan dalam masyarakat, dengan cepat saya akan mendapatkan informasi. Selain hal tersebut di atas, setiap ada kesempatan saya akan shalat berjamaah bersama masyarakat, hal ini sebagai komunikasi antar warga dan untuk saling bertukar pikiran tentang kemajuan lingkungan masyarakat ke depannya.

C.15 Untuk menuju sebuah keberhasilan dalam suatu masyarakat,sudah seharusnya saling bersatu dan bekerja sama yang baik antar perangkat desa dengan perangkat desa, antar perangkat desa dengan masyarakatnya ataupun sebaliknya, kerja sama antara masyarakat dengan perangkat desa, dan juga kerja sama masyarakat dengan sesama masyarakat. Hal ini juga yang saya lakukan dalam lingkungan masyarakat sekitar saya. Saya senantiasa bekerja sama dengan anggota masyarakat lainnya untuk mencapai sebuah tujuan dalam masyarakat, sehingga antara saya dengan anggota masyarakat terdapat time work yang solid. Jika ada kegiatan gotong royong, saya senantiasa menyempatkan diri untuk ikut ersama. Pelaksanaan qurban misalnya, saya akan menghadiri penyembelihan hewan kurban dan membantu dalam menyelesaikan pembagian hewan kurban tersebut. Setiap ada musibah, saya senantiasa bergabung dengan masyarakat untuk menunaikan kewajiban terhadap yang terkena musibah. Ikut dalam ta’ziah bersama anggota masyarakat jika ada yang terkena musibah. Kerjasama lainnya yang saya lakukan dengan masyarakat adalah memberikan sumbangan terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan oleh anggota masyarakat, baik kegiatan yang dilaksanakan oleh perangkat desa, ataupun kegiatan yang dilaksanakan oleh pemuda desa. Sebagai contoh konkret, memberikan sumbangan ketika akan menyembelih hewan kurban, memberikan sumbangan kepada pemuda yang akan melaksanakan sebuah turnamen olah raga. Kegiatan-kegiatan inilah yang menjadikan saya mampu bekerjasama dengan masyarakat, dan saya mampu menempatkan diri saya sebagai orang yang profesional. Di kampus saya adalah dosen, namun di lingkungan masyarakat, saya adalah anggota masyarakat biasa, yang harus tunduk terhadap peraturan masyarakat.

Deskripsi Diri B

Pengembangan Keilmuan
Pernyataan Dosen :
B.6 Sebagai dosen yang profesional, sudah seyogyanya memiliki karya-karya sehingga dosen tersebut memiliki produktivitas dalam aspek perkuliahan. Produktivitas yang ada saya lakukan adalah membuat karya-karya ilmiah yang berkenaan dengan profesionalisme saya sebagai dosen. Di antara produktivitas ilmiah yang saya lakukan adalah membuat tulisan yang berkenaan dengan pendidikan Islam, kemudian tulisan tersebut dimasukkan ke dalam jurnal. Selain tulisan yang saya muat ke dalam jurnal, tulisan saya tersebut, saya jadikan sebagai bank makalah, di mana sewaktu-waktu tulisan yang saya buat tersebut bermanfaat, baik untuk dimasukkan ke dalam jurnal, maupun bermanfaat dalam proses perkuliahan yang saya jalani. selain karya tulis ilmiah, saya juga mengadakan penelitian, baik penelitian yang bersifat Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maupun penelitian lapangan. Pelaksanaan penilitian yang saya lakukan, senantiasa melibatkan mahasiswa, hal ini saya lakukan guna melatih mahasiswa untuk melaksanakan sebuah penelitian. Saya juga melakukan kerja sama dengan beberapa media masa on line. Hal ini saya lakukan untuk menjembatani saya dalam berkreativitas menulis tentang permasalahan pendidikan, baik pendidikan secara umum maupun pendidikan di provinsi Aceh secara khusus. Untuk penulisan makalah, sekurang-kurangnya saya membuat tulisan sebanyak 1 judul dalam setiap semesternya, walaupun tidak semuanya masuk ke dalam jurnal ilmiah, tulisan tersebut saya masukkan ke bank makalah. Tulisan ke media on line, saya lakukan juga secara intensif. Di antara produk karya ilmiah saya adalah:
1. Integrasi ilmu dab agama: pemikiran Muahammad Natsir, terbitan Jurnal Gema Gajah
    Putih Takengon,Volume 4 1 Maret 2008.
2. Tanggungjawab Orangtua terhadap Pendidikan Anak, Makalah, Tahun 2009.
3. Minat Belajar Anak di Desa Simpang Layang, Penelitian, Tahun 2009.
4. Pengaruh Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Anak, Penelitian, Tahun 2010.
5. Substansi Perguruan Tinggi dalam Menunjang Proses Pembelajaran, Lomba Karya Tulis
    Ilmiah Dosen, Tahun 2010.
6. Pendidikan Micro Vis a Vis, Terbitan Jurnal Mudarrisuna Prodi PAI Fakultas Tarbiyah,
    Volume 2 11 Juni 2011.
7. Kompetensi Pedagogik Guru di SMA Kabupaten Bener Meriah, Penelitian, Tahun 2011.
8. Urgensi Kompetensi Pedagogik dalam Menunjang Keberhasilan Belajar dalam Proses
    Pembelajaran, Makalah, Tahun 2011.
9. Konsep Pendidikan dalam Islam, Makalah, Tahun 2012.
10. Pengaruh Pendidikan Orang Terhadap Minat Belajar Anak di Desa Lampahan,
      Penelitian, Tahun 2012.
11. Mahasiswa: Jujurlah dalam Pendidikan, Media on line www.Lintasgayo.com, Tahun
     2012.
12. Kegagalan bukan Sebuah Kutukan, Media on line www.Lintasgayo.com, Tahun 2012.
B.7 Setiap perbuatan tentunya akan mengharapkan sebuah karya yang bermakna. Begitu juga dalam pengembangan keilmuan pendidikan agama Islam. Ilmu yang didapatkan dalam proses pendidikan bukanlah stagnan, tetapi ilmu tersebut terus berkembang ibarat jamur yang tumbuh subur, ilmu yang saya dapatkan sekarang ini adalah sebagian kecil dari ilmu Allah yang ada, namun sekecil apapun karya yang saya buat, karya saya dapat bermanfaat dan berguna terutama bagi diri saya dan khalayak ramai, baik institu akademik ataupun institusi pemerintahan lainnya. Oleh karena itu, pengembangan keilmuan bukan sebatas buku yang ada pada pegangan saya saja, tentu harusnya saya memiliki referensi-referensi lain di mana referensi tersebut tidak saya miliki. Ilmu yang ada pada diri saya bukanlah ilmu yang sempurna, sehingga perlu adanya tambahan ilmu-ilmu dari berbagai pihak, baik itu dari perorangan ataupun dari alam, dan referensi yang dihasilkan oleh karya orang lain. Pengembangan keilmuan juga berguna sebagai ranah untuk membuktikan kebenaran ilmu yang kita dapatkan, jangan pernah berhenti dengan apa yang sudah saya miliki, masih banyak hal yang tersirat dari ilmu yang saya tahu, sehingga pengembangan ilmu tersebut berguna untuk mendapatkan ilmu yang lainnya. Serta, pengembangan keilmuan akan berguna bagi kehidupan masa yang akan datang.
B.8 Setiap manusia sudah barang tentu ingin menemukan sesuatu yang baru. Begitu juga dengan saya sebagai dosen yang profesional, sudah barang tentu menginginkan sesuatu yang baru dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Pengembangan ilmu pengetahuan yang saya lakukan agar memiliki nilai inovatif adalah dengan mengambil permasalahan-permasalahan aktual dalam masyarakat sebagai contoh dalam pembelajaran, di mana permasalahan itu khalayak ramai belum mengetahuinya. Selain itu, saya suka mengutarakan pemikiran-pemikiran yang selama ini dianggap tabu, dan bersemberangan dengan akal sehat. Hal ini saya lakukan, agar para mahasiswa mampu memberikan komentar dan pendapat dan alasan mereka mengapa mereka menolak pemikiran saya. Setelah terjadi perdebatan kecil, sedikit banyaknya pemikiran para mahasiswa akan lebih terbuka terhadap segala fenomena yang ada. Jadi, dalam setiap menuntut ilmu bukan semata-mata hanya membahas sesuatu yang tersurat semata, tetapi membahas segala ilmu yang tersirat. Begitu juga halnya dengan proses pembelajaran dalam kelas, segala sesuatu yang dapat dibuktikan, saya akan membawa mahasiswa ketempat tersebut, sehingga pembelajaran bukanlah sesuatu yang meraba-raba, tetapi pembelajaran adalah sesuatu yang nyata.
B.9 Kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan merupakan sebuah keharusan untuk saya yang tidak dapat terputus oleh waktu. Saya akan terus membuat karya yang sesuai dengan bidang keilmuan yang saya dapatkan. Perubahan yang baik, akan terus saya lanjutkan demi menjaga kualitas proses pembelajaran. Apa saja yang berkenaan dengan pengembangan ilmu pengetahuan yang sudah saya capai, akan menjadi tanggungjawab saya untuk mempertahankannya, atau untuk mencari lagi kebenaran ilmu pengetahuan tersebut. Sehingga, apa yang sudah didapatkan tidak akan hilang lagi, akan tetapi bagaimana saya mendapatkan pengetahuan yang baru, yang belum saya ketahui, baik dalam peningkatan produktivitas saya dalam proses pembelajaran, produktivitas saya dalam berkarya. Semua yang sudah saya miliki akan saya pertahankan semaksimal mungkin, bagaimanapun caranya. Konsistensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah kewajiban bagi saya, sehingga saya akan terus berkarya dalam bidang pendidikan. Membawa makna mendalam dari sebuah pembelajaran, dan memiliki kegunaan dari apa yang saya karyakan, baik kegunaan jangka pendek maupun kegunaan jangka panjang. Inovasi-inovasi yang sudah saya ciptakan akan terus dipertahankan, dan bagaimana mencari cara untuk menemukan inovasi yang baru. Semua hal itu akan terus saya dievaluasi, untuk menjadi yang terbaik dalam proses pembelajaran.
B.10 Setiap kegiatan memiliki target yang harus dicapai. Begitu juga bagi saya, dalam pengembangan keilmuan, memiliki target yang harus dicapai. Misalnya adalah tercapainya target pembuatan makalah dalam satu semester minimal sebanyak 2 judul makalah. Tercapainya pengiriman tulisan ke media on line, sebagai wadah berkreasi dalam menuangkan pikiran dalam tema pendidikan secara umum atau pendidikan Islam secara khusus. Target kerja dalam pengembangan keilmuan ini tentunya tidak dengan mudah dapat tercapai, memerlukan kerja keras dan ketekunan, dengan membiasakan diri dengan terus menerus berinovasi dan kreatif, serta kemauan yang keras untuk bekerja. Sehingga, untuk mencapai target kerja dalam pengembangan keilmuan ini memerlukan etos kerja yang ekstra. Selain pembuatan makalah untuk jurnal, serta tulisan yang dikirim ke media, serta berinovasi dalam pengembangan keilmuan, saya juga memiliki target pengembangan keilmuan bagi mahasiswa. Sehingga, mahasiswa mampu mengeksplorasi ilmu yang sudah mereka dapatkan. Mahasiswa bukan sekedar memahami apa yang sudah tertera dalam silabus dan SAP, jauh dari pada itu, mahasiswa harus mampu mengkaji dan menemukan hal baru pada setiap ilmu yang mereka pelajari.

Deskripsi Diri A

Pengembangan Kualitas Pembelajaran
Pernyataan Dosen :
A.1 Awal saya menjadi dosen dalam perkuliahan, anggapan saya terhadap mahasiswa adalah sebagai botol kosong yang perlu diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan yang menurut saya para mahasiswa belum memilikinya, ternyata anggapan saya ini adalah salah besar. Setelah beberapa waktu berjalan, banyak masukan dari teman-teman dan atasan, maka pembelajaran yang saya lakukan dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Perubahan ini membawa kepada pembelajaran yang lebih efektif dan memiliki inovasi yang lebih maju. Mulai dari pembuatan silabus dan Satuan Acuan Pembelajaran yang menuju kepada pembelajaran PAIKEM, serta saya memadukan beberapa metode pembelajaran dalam satu materi. Usaha lain yang saya lakukan adalah dengan lebih banyak membaca buku referensi tentang sistem pembelajaran, sehingga tidak tertinggal informasi tentang sistem pembelajaran yang terbaru, yang dapat dikembangkan dan diberikan kepada para mahasiswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, dalam pembelajaran yang saya lakukan, seminimal mungkin menggunakan alat kertas dalam proses pembelajaran, solusi yang saya lakukan untuk pengganti kertas tersebut adalah dengan menggunakan media internet. Misalnya, pembuatan makalah kelompok dan makalah pribadi dikirimkan ke email saya, mahasiswa dalam melakukan presentasi makalah dengan menggunakan media komputer atau laptop serta in focus, tanpa harus mengeprint makalah yang mereka presentasikan.
 
A.2 Setiap memulai sesuatu yang baru, dalam perjalanannya selalu akan mendapatkan rintangan dan masalah, serta akan menghadapi pro dan kontra. Hal ini pula yang saya hadapi ketika memulai model pembelajaran yang saya tetapkan, termasuk ketika para mahasiswa membuat tugas secara on line melalui internet. Sebagian besar mahasiswa menerima dengan senang hati terhadap model pembelajaran yang saya lakukan. Namun, sebagian kecil mahasiswa menolak model pembelajaran yang saya laksanakan ini. Hal ini
dikarenakan keterbatasan mahasiswa dalam menggunakan media on line, termasuk di dalamnya adalah kurangnya pengetahuan mahasiswa dalam penggunaan internet (email). Namun demikian, setelah dilakukan diskusi untuk mencari solusi dalam permasalahan ini, teman-teman yang bisa mengoperasikan internet membantu teman-teman yang kurang bisa dalam penggunaan media internet tersebut. Sehingga, dengan kerja sama antar mahasiswa ini, proses pembelajaran yang telah saya rancang dapat berjalan dengan lancar dan mencapai target yang sudah saya tentukan. Penggunaan media yang saya tentukan kepada mahasiswa ini, mampu mengurangi beban mahasiswa secara ekonomi, karena tidak harus mengeprint dan menjilid tugas mereka, sekaligus pemanfaatan secara luas media pembelajaran yang ada di zaman globalisasi ini.
 
A.3 Kedisiplinan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dalam sebuah proses pembelajaran. Saya senantiasa mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan dalam intitusi saya, terutama dalam kedisiplinan proses pembelajaran, baik secara akademik maupun secara administratif. Saya masuk kuliah sesuai jadwal yang ditentukan, serta masuk kuliah sesuai dengan batas yang sudah ditentukan. Hal ini juga yang menjadi perhatian saya sebagai dosen, dalam melaksanakan proses pembelajaran terhadap mahasiswa yang saya asuh. Dalam perkuliahan yang saya laksanakan, ada beberapa indikator kedisiplinan yang harus dipatuhi oleh mahasiswa dan oleh saya sendiri sebagai dosen. Hal ini bertujuan untuk tercapainya sebuah proses pembelajaran yang maksimal. Indikator kedisiplinan tersebut merupakan kesepakatan bersama antara saya sebagai dosen dengan para mahasiswa, jadi, indikator kedisiplinan tersebut bukanlah hasil dari buah pemikiran saya semata. Indikator kedisiplinan yang ada dalam proses pembelajaran yang saya laksanakan disebut dengan istilah kontrak belajar. Isi dari hasil diskusi untuk menentukan kontrak belajar tersebut adalah: Masuk kuliah tepat waktu, dengan memberikan toleransi sebanyak 15 menit dari jadwal yang sudah ditetapkan, bila melewati batas toleransi waktu yang sudah ditetapkan, maka tidak diperkenankan mengikuti proses pembelajaran; apabila telat dengan melewati batas toleransi yang sudah disepakati, dapat diperkenankan masuk apabila memiliki alasan yang konkret; jika tidak masuk kuliah, harus memiliki alasan yang dapat dipertanggungjawabkan; apabila kehadiran tidak mencapai 75%, maka tidak dibenarkan untuk mengikuti ujian final. Hal ini juga saya berlakukan untuk diri saya sebagai dosen yang profesional, karena saya dan mahasiswa adalah sebuah satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.
 
A.4 Saya akan selalu berusaha dengan maksimal melaksanakan perbuatan yang sesuai dengan tuntunan agama ISlam. Hal ini saya lakukan, untuk memberikan tauladan bagi mahasiswa didikan saya, selain itu juga saya berusaha mampu menjadi sumber inspirasi keteladanan bagi dosen lain, baik dalam pergaulan, bersikap, berkata, maupun dalam perbuatan. Ada pepatah mengatakan: (Guru itu digugu dan ditiru) dan (Bila guru kencing berlari maka murid akan kencing berlari). Kedua pepatah ini merupakan tolak ukur kepribadian seorang dosen dalam proses pendidikan berlangsung. Melihat kepada proses pembelajaran di perguruan tinggi memang tidak sama dengan proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah menengah dan sekolah atas. Bagaimana tingkahlaku seorang guru akan digugu dan di tiru oleh siswanya, karena siswa mengganggap hal itulah yang terbaik. Dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi, tidak serta merta mahasiswa akan meniru apa yang dilakukan oleh seorang dosen, karena mahasiswa sudah mampu membedakan mana yang bermanfaat, dan mana yang mudharat. Seorang dosen yang notabenenya adalah seorang pendidik, tentunya harus mampu menjadi teladan bagi mahasiswanya. Keteladan inilah yang akan menjadi nilai lebih bagi seorang dosen dibandingkan dengan yang lainnya. Keteladanan yang saya lakukan dalam proses pembelajaran adalah: berakhlakul karimah; masuk kuliah tepat waktu; jika berhalangan masuk saya akan memberikan konfirmasi kepada seluruh mahasiswa melalui media internet (email) atau media hand phone; membeli buku bacaan ilmiah minimal satu bulan satu buah; membaca buku ilmiah minimal 30 halaman setiap harinya.
 
A.5 Di zaman demokrasi saat ini, segala sesuatunya harus secara terbuka. Namun, keterbukaan yang itu bukan sebuah yuforia, yaitu keterbukaan yang secara bebas tanpa ada batas. Tidak ada satu orangpun yang melarang keterbukaan, asal keterbukaan tersebut sesuai dengan jalan dan lajurnya. Begitu halnya dengan saya pribadi, akan selalu menerima kritik dan saran. Dalam proses pembelajaran yang saya lakukan, keterbukaan itu adalah sebuah keharusan, tidak ada lagi yang ditutup-tupi dalam sebuah proses pembelajaran. Salah satu keharusan dalam keterbukaan tersebut adalah keterbukaan saya terhadap kritikan, kritikan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa, ini adalah kritikan timbal balik. Sudah barang tentu, kritikan dalam proses pembelajaran adalah kritikan yang membangun dalam proses pembelajaran, bukan kritikan yang menjatuhkan semangat dalam proses pembelajaran. kritikan yang dilakukan akan saya terima dengan lapang dada dan dengan cara yang baik dan sopan. Saya sebagai dosen, selalu terbuka untuk dikritik. Apakah itu kritikan dari teman, kritikan dari atasan, dan menerima kritikan dari mahasiswa. Dalam setiap proses pembelajaran yang saya lakukan, dalam setiap semesternya, paling tidak saya akan membagikan (kertas kritikan) kepada mahasiswa, agar mereka mengkritik saya dalam semua hal yang berkenaan dengan proses pembelajaran. Dari hasil (kertas kritikan) tersebut, akan saya jadikan sebagai cerminan untuk berbuat kepada arah yang lebih baik. Kalo kepada teman sejawat, kritikan akan berlangsung secara alamiah, sambil berdiskusi kecil, kita akan membicarakan tentang kelemahan masing-masing dalam melaksanakan proses pembelajaran, hal ini dilakukan setelah teman saya mengobserver saya dalam proses pembelajaran di kelas.